Yance Anas, M.Sc., Apt.
Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Semarang
A.
Histamin, Reseptor dan Antagonisnya
1.
Histamin
Histamin (Gambar 1), merupakan mediator utama yang memicu
berbagai gejala pada reaksi alergi akut dan merupakan mediator pertama kali
yang teramati pada respon hipersensitivitas.Saat ditemukan oleh Dale dan
Laidlaw tahun 1910, histamin diketahui merupakan sebuah senyawa vasodilator
yang poten. Tahun 1953, Riley dan West menemukan histamin dalam sel mast
jaringan.Satu sel mast manusia menyimpan 2-5 pg histamin. Histamin juga
disintesis pada sel lainnya, seperti pada sel histaminosit mukosa gastrik tikus
(Repka-Ramirez dan Baranjuk, 2002). Histamin yang tersimpan dalam sel mast dan
basofil leukosit akan dilepaskan sebagai respon terhadap adanya senyawa
alergen. Beberapa jaringan lain yang dikenal sebagai tempat penyimpanan
histamin adalah jaringan epidermis, mukosa intestinal dan susunan syaraf pusat
(Halbach dan Dermietzel, 2006).
Gambar 1.
Struktur kimia histamin
Histamin akan berikatan dengan reseptor histamin (reseptor H1,
H2 H3 dan H4) pada berbagai sel dan
selanjutnya mengakibatkan berbagai respon seluler yang berbeda. Pelepasan histamin dari sel mast memainkan
peranan penting dalam beberapa patofisiologi penyakit yang berhubungan dengan
alergi, seperti asma, rinitis alergi, mata merah (conjunctivitis), syok anafilaksis, dan urtikaria.Histamin terlibat
pada fase awal dan selama respon alergi berlangsung (Pietrzkowicz dan Grzelewska-Rzymowska, 1999).Konsentrasi histamin dalam plasma
meningkat sebagai respon awal dan selama paparan alergen serta selama serangan
asma akut berlangsung (Simons, 1999).
Histamin dan mediator lainnya dengan cepat akan mengakibatkan rasa gatal
pada hidung, memicu bersin, sumbatan saluran hidung dan pembengkakan sel mukosa
(Raphael, et.al.,
1989).
1. Reseptor Histamin
Perkembangan yang pesat di bidang biologi molekuler
mengkibatkan ditemukannya berbagai tipe reseptor histamin, diantaranya adalah
reseptor H1, H2, H3 dan H4 (Dijkstra, et.al.,
2008). Aktivasi reseptor H1,
H2 dan H3 oleh histamin juga telah dilaporkan dapat
menginduksi penyumbatan saluran pernafasan di hidung pada subjek manusia sehat (Taylor-Clark, et.al.,
2005). Reseptor H1
ditemukan pertama kali tahun 1966, terdiri dari 487 asam amino dan merupakan
reseptor terikat pada protein-G.Sisi aktif reseptor H1 terdiri dari
dua asam amino yang menggambarkan dua sisi ikatan yang terpisah, dimana satu
sisi ikatan bertanggung jawab terhadap pembelitan bagian α–helix
transmembran. Hal ini membentuk asumsi
bahwa keadaan ini akan mengakibatkan perubahan konformasi pada protein-G yang
akan mengaktifkan protein-G dan aktivasi seluler (De Backer, et.al.,
1993).
Pada pasien rinitis alergi ditemukan terjadinya up-regulation mRNA reseptor H1(Iriyoshi, et.al.,
1996), dimana keadaan ini akan mengakibatkan ekspresi berlebihan
reseptor H1 pada permukaan membran sel endotelial saluran
pernafasan. Aktivasi reseptor H1
oleh histamin pada saluran pernafasan atas akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan permeabilitas vaskuler dan meningkatkan sekresi lendir pada hidung
penderita rinitis alergi (Okayama, et.al.,
1992).
2.
Antihistamin
(Antagonis Reseptor H1)
Antihistamin H1 (H1-antagonist) seperti cetirizin, feksofenadin dan
loratadin telah digunakan secara luas di seuruh dunia dalam pengobatan gangguan
alergi, terutama untuk mengobati rhino-conjunctivitis
dan urtikaria.Beberapa antihistamin H1 generasi kedua non-sedasi
seperti ebastin, mizolastin, desloratadin dan levocetirizin juga telah mulai
digunakan dalam beberapa tahun terakhir.Antihistamin H1 seperti
azelastin, levocabastin, ketotifen, emedastin dan olopatadin telah
diformulasikan dalam bentuk sediaan topikal untuk dipakai secara intranasal dan
okular (Simmons, 2002).
Mekanisme utama antihistamin dalam terapi penyakit alergi
adalah dengan mekanisme antagonis kompetitif terhadap reseptor histamin,
terutama terhadap reseptor H1 yang terdapat pada bagian akhir sel
syaraf, otot polos dan sel glandular (Baroody dan Naclerio, 2000).Antihistamin dapat menurunkan
infiltrasi sel inflamasi pada penyakit alergi, pelepasan mediator dari sel mast
dan basofil, serta ekspresi molekul adhesi dari sel epitelial.Penelitian in vitro juga menunjukkan bahwa
antihistamin dapat menurunkan migrasi dan aktivasi eosinofil serta pelepasan
mediator proinflamasi dari sel mast / eosinofil yang diinduksi oleh berbagai
rangsangan, baik yang bersifat immunologi maupun non-immunologi (Devalia dan Davies, 1999).Ada bukti bahwa antihistamin dapat mengubah
inflamasi saluran pernafasan dengan cara mempengaruhi aktivitas sel epitelial
saluran pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan ekspresi molekul adhesi yang dilepaskan
oleh sel epitel oleh antihistamin generasi kedua (Graziano, et.al.,
2000).
Silahkan DOWNLOAD Artikel lengkapnya (PDF 260 Kb)_
Pelepasan mediator dari sel mast, kontraksi sel otot polos, penghantaran rangsangan pada sel syaraf sangat tergantung dari ketersediaan dan perubahan Ca2+di dalam sel (Ahmed, et.al., 1988). Antagonis reseptor H1, mepyramin dilaporkan mampu menahan peningkatan konsentrasi Ca2+ intraseluler akibat pemberian histamin pada kultur sel otot polos (Dickenson dan Hill, 1991), sehingga dengan berkurangnya kadar Ca2+akan dapat mencegah terjadinya kontraksi sel otot polos saluran pernafasan pada penderita asma, terutama pada pasien asma alergi.
Pelepasan mediator dari sel mast, kontraksi sel otot polos, penghantaran rangsangan pada sel syaraf sangat tergantung dari ketersediaan dan perubahan Ca2+di dalam sel (Ahmed, et.al., 1988). Antagonis reseptor H1, mepyramin dilaporkan mampu menahan peningkatan konsentrasi Ca2+ intraseluler akibat pemberian histamin pada kultur sel otot polos (Dickenson dan Hill, 1991), sehingga dengan berkurangnya kadar Ca2+akan dapat mencegah terjadinya kontraksi sel otot polos saluran pernafasan pada penderita asma, terutama pada pasien asma alergi.
B. Asetilkolin, Reseptor dan Antagonisnya
1. Asetilkolin
Asetilkolin (gambar 2) adalah neurotransmitter yang dilepaskan
oleh ujung akhir syaraf parasimpatis dan merupakan salah satu senyawa endogen
yang mengatur fungsi homeostatsis saluran pernafasan (Kummer, et.al., 2008). Semua aktivitas rangsangan syaraf
parasimpatis berawal dari aktivasi reseptor muskarinik yang terletak pada otot
polos saluran pernafasan, kelenjar submukosa, pembuluh darah dan sel syaraf (Mak dan Barnes, 1990). Asetilkolin juga banyak dilepaskan
oleh sel non-neuron, seperti sel epitel bronkus dan sel inflamasi (Wessler dan Kirkpatrick, 2001).
Asetilkolin bertanggungjawab terhadap kontraksi otot polos,
bronkokonstriksi dan sekresi mukus.Berbagai gejala asma dan COPD sangat terkait
dengan peningkatan aktivitas syaraf parasimpatis (Sonar dan Renz, 2009).
Gambar 2.
Struktur kimia asetilkolin
.............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
artikel lengkapnya silahkan di DOWNLOAD saja ya ...........................
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmed, T., D'Brot, J. and Abraham, W.,
1998, The Role of Calcium Antagonists in Bronchial Reactivity, J. Allergy Clin. Immunol, 81(1) : 133-144
Anderson,
G.P., 2006, Current Issues with Beta2-adrenoceptor Agonists: Pharmacology and
Molecular and Cellular Mechanisms, Clin
Rev Allergy Immunol, 31(3) :
119-130
Barnes,
P.J., 1989b, Muscarinic Receptor Subtypes: Implications for Lung Disease,
Thorax, 44(3) : 161-167
Barnes,
P.J., 1990, Muscarinic Receptors in Airways: Recent Developments, J. Appl. Physiol, 68(5) : 1777-1785
Baroody, F.M. and Naclerio, R.M., 2000,
Antiallergic Effects of H1-receptor Antagonists, Allergy, 55(64) : 17-27.
Currie,
G.P., Lee, D.K.C. and Srivastava, P., 2005, Long-acting Bronchodilator or
Leukotriene Modifier as Add-on Therapy to Inhaled Corticosteroids in Persistent
Asthma?, Chest, 128(4) : 2954-2962
Delmotte,
P., Ressmeyer, A., Bai, Y. and Sanderson, M.J., 2010, Mechanisms of Airway Smooth
Muscle Relaxation Induced by Beta2-adrenergic Agonists, Front. Biosci, 15 :
750-764
De
Backer, M.D., Gommeren, W., Moereels, H., Nobels, G., Van Gompel, P., Leysen,
J.E. and Luyten, W.H., 1993, Genomic Cloning, Heterologous Expression and
Pharmacological Characterization of a Human Histamine H1 Receptor, Biochem. Biophys. Res. Commun, 197(3) : 1601-1608
Devalia,
J.L. and Davies, R.J., 1999, Effect of Antihistamines on Epithelial Cells, Clin. Exp. Allergy, 29(3) : 64-68
Dickenson,
J.M. and Hill, S.J., 1991, Histamine-stimulated Increases in Intracellular
Calcium in the Smooth Muscle Cell Line, DDT1MF-2, Biochem. Pharmacol, 42(8)
: 1545-1550
Djikstra,
D., Stark, H., Chazot, P.L., Shenton, F.C., Leurs, R., Werfel, T. and Gutzmer,
R., 2008, Human Inflammatory Dendritic Epidermal Cells Express a Functional
Histamine H4 Receptor, J.
Invest. Dermatol, 128(7) :
1696-1703
Ehlert,
F.J., 2003, Contractile Role of M2 and M3 Muscarinic Receptors in
Gastrointestinal, Airway and Urinary Bladder Smooth Muscle, Life Sci., 74(2-3) : 355-366
Graziano,
F.M., Cook, E.B. and Stahl, J.L., 2000, Antihistamines and Epithelial Cells, Allergy Asthma Proc, 21(3) : 129-133
Halbach
and Dermietzel, 2006, Neurotransmitter
and Neuromodulator, Handbook of Receptors and biological Effects, 2ndCompletely
Revised and Enlarged Edition, Wiley-VCH, Jerman.
Iriyoshi,
N., Takeuchi, K., Yuta, A., Ukai, K. and Sakakura, Y., 1996, Increased
Expression of Histamine H1 Receptor mRNA in Allergic Rhinitis, Clin. Exp. Allergy, 26(4) : 379-385
Janssen,
L.J. and Killian, K., 2006, Airway Smooth Muscle as a Target of Asthma Therapy:
History and New Directions, Respir. Res.,
7 : 123
Johnson,
M., 1990, The Pharmacology of Salmeterol, Lung,
168 : 115-119
Johnson,
M., 1998, The Beta-adrenoceptor, Am. J.
Respir. Crit. Care Med, 158(5 Pt
3) : 146-153
Kummer,
W.,Lips, K.S. and Pfeil,U., 2008, The Epithelial Cholinergic System of the Airways,
Histochem Cell Biol, 130 : 219–234
Mak,
J.C. and Barnes, P.J., 1990, Autoradiographic Visualization of Muscarinic
Receptor Subtypes in Human and Guinea-pig Lung, Am. Rev. Respir. Dis, 141(6)
: 1559-1568
Okayama,
M., Baraniuk, J.N., Hausfeld, J.N., Merida, M. and Kaliner, M.A., 1992,
Characterization and Autoradiographic Localization of Histamine H1
Receptors in Human Nasal Turbinates, J.
Allergy Clin. Immunol, 89(6) :
1144-1150
Pietrzkowicz, M. and
Grzelewska-Rzymowska, I., 1999, Histamine as a Mediator of Allergic
Inflammation, Pol. Merkur. Lekarski, 6(35) : 232-235
Raphael,
G.D., Meredith, S.D., Baraniuk, J.N., Druce, H.M., Banks, S.M. and Kaliner,
M.A., 1989, The Pathophysiology of Rhinitis. II. Assessment of the Sources of
Protein in Histamine-induced Nasal Secretions, Am. Rev. Respir. Dis, 139(3)
: 791-800
Repka-Ramirez,
M.S. and Baraniuk, J.N., 2002, Histamine in Health and Disease,
inSimmons, F.E.R, Histamine and H1-antihistamines in Allergic
Desease, Second Edition Revised and Expanded, Mercel Dekker Inc. New York
Roffel,
A.F., Davids, J.H., Elzinga, C.R., Wolf, D., Zaagsma, J. and Kilbinger, H.,
1997, Characterization of the Muscarinic Receptor Subtype(s) Mediating
Contraction of the Guinea-pig Lung Strip and Inhibition of Acetylcholine
Release in the Guinea-pig Trachea with the Selective Muscarinic Receptor
Antagonist Tripitramine, Br. J. Pharmacol,
122(1) : 133-141
Simons,
F.E., 1999, Is Antihistamine (H1-receptor Antagonist) Therapy Useful
in Clinical Asthma?, Clin. Exp. Allergy,
29(3) : 98-104
Sonar,
S. and Renz, H., 2009, Biology of
Neurotrophins, Neuropeptides, and Muscarinic Receptors in Asthma, in Allergy
Frontiers : Clasiffication and Pathomechanism, Vol. 2, pp. 469-491, Springer,
Tokyo., 2009.
Smith,
L.J., 2010, Anticholinergics for Patients with Asthma?, N Engl J Med363(18) :
1764-1765
Tanaka,
Y., Yamashita, Y., Michikawa, H., Horinouchi, T. and Koike, K., 2007,
Pharmacological Characterization of the Beta-adrenoceptor that Mediates the
Relaxant Response to Noradrenaline in Guinea-pig Tracheal Smooth Muscle, Naunyn Schmiedebergs Arch. Pharmacol, 375(1) : 51-64
Taylor-Clark,
T., Sodha, R., Warner, B. and Foreman, J., 2005, Histamine Receptors that
Influence Blockage of the Normal Human Nasal Airway, Br. J. Pharmacol, 144(6)
: 867-874
Wessler,
I.K. and Kirkpatrick, C.J., 2001, The Non-neuronal Cholinergic System: an
Emerging Drug Target in the Airways, Pulm
Pharmacol Ther, 14(6) : 423-434
Tidak ada komentar:
Posting Komentar