Infeksi oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii secara luas terjadi pada manusia dan hewan lainnya di seluruh benua dan keadaan ini disebut dengan toxoplasmosis. Lebih dari 5 – 20 % populasi dewasa di dunia terinfeksi parasit ini [1].Toksoplama gondii adalah parasit intrasellular yang menginfeksi hampir seluruh hewan berdarah panas. Akibat dari infeksi parasit ini dapat menyebabkan manifestasi klinis yang cukup luas pada manusia, mulai dari keguguran (abortus) dan infeksi congenital pada penyakit mata dan encephalitis yang dapat berakibat fatal. Kebanyakan dari keadaan toxoplasmosis ini bersifat avirulent, menghasilkan infeksi kronis dengan tidak menampakkan gejala apapun, oleh karena itu, infeksi parasit ini dapat mengakibatkan toxoplamosis akut yang mematikan[2].Infeksi toxoplasma gondii pada seseorang dengan infeksi HIV dan atau mengalami ganggunan immunosupresi bisa mengalami komplikasi yang serius, seperti nekrosis encephalitis, pneumonitis dan myocarditis[3]; [4]; [5]bahkan kematian [6]). Toxoplasma gondii juga dapat menyebabkan keguguran pada wanita hamil yang terinfeksi parasit ini, atau congenital toxoplasmosis [7].
Kasus toxoplasmosis pertama manusia berawal dari laporan kelahiran seorang bayi perempuan dengan keadaan hydrocephalus pada tahun 1940. Bayi perempuan mengalami convulsi-seizure pada 3 hari setelah kelahiran, dan lesi terlihat pada makuola kedua bola mata melalui opthalmoscope. Bayi tersebut meninggal pada usia 1 bulan dan kemudian dilakukan autopsy. Pada beberapa sample biologis dari bayi perempuan tersebut diambil sebagai sample untuk dilakukan pengujian. Toksoplasma gondii yang berada dalam intrasellular dan yang bebas ditemukan pada jaringan yang mengalami luka karena encephalomeilitis dan renitis [2].
Jaringan cortex cerebral dan tulang belakang bayi perempuan tadi dihancurkan dan dihomogenkan, kemudian diinjeksikan pada kelinci dan tikus. Toxoplasma gondii telah berada pada lesi syaraf kedua hewan ini, kemudian hewan-hewan ini mengalami ensefalitis. Toxoplasma gondii dari hewan-hewan ini telah berhasil ditularkan ke tikus lain [2].
Infeksi sistemik toxoplasma gondii dilaporkan pertamakali pada tahun 1940, encephalitis yang diakibatkan oleh infeksi toxoplasma gondii dilaporkan oleh [8]. Manifestasi klinis lainnya adalah lymphadenopathy dimana symptom ini merupakan gejala kunci dari infeksi toxoplasma gondii [2]. Replikasi Toksoplasma gondii akan memicu respon inflamasi yang kuat akan mengakibatkan destruksi jaringan secara besar-besaran sehingga akan manimbulkan manifestasi klinik yang parah [9].
Ada empat bentuk invasif dari T. gondii, yaitu tachyzoite, bradyzoite, merozoite, dan sporozoite. Tachyzoites dan bradyzoites terkait dengan tuan rumah menengah, dan merozoites dan sporozoites dengan host definitif. Tachyzoites dan merozoites bertanggung jawab untuk perbanyakan atau perkembangbiakkan dalam suatu host, sementara bradyzoites dan sporozoites mampu mentransmisi lingkungan host baru............
untuk artikel selengkapnya silahkan download file pdf nya ya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar