Yance Anas, S.Farm., Apt.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang
DOWNLOAD
Adherence adalah tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang muncul karena kemampuan pasien dalam memahami instruksi pengobatan dan berbagai upaya atau teknik yang dilakukan oleh pemberi instruksi pengobatan dalam meningkatkan kepatuhan pasien. Berbagai teknik dilakukan untuk menciptakan atau meningkatkan tingkat kepatuhan pasien sehingga dapat menjamin pasien akan menjalani pengobatan sesuai dengan instruksi pengobatan. Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh teknik yang dilakukan dan teknik tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Compliance dan concordance merupakan beberapa istilah yang mirip dengan adherence. Complience adalah tingkat kepatuhan pasien yang didasari oleh kemampuan pasien dalam memahami instruksi pengobatan yang berasal dari informasi tertulis pada kemasan obat atau yang pertama kali didengar pada saat obat diserahkan kepada pasien. Istilah compliance ini seakan-akan menggambarkan tingkat kepatuhan pasien yang terbentuk karena komunikasi satu arah antara dokter atau pemberi instruksi, atau media informasi dengan pasien dan pasien sendiri tidak terlibat dalam menentukan regiment pengobatan yang akan dijalaninya. Tingkat kepatuhan yang terbentuk sangat ditentukan oleh pasien itu sendiri, dan tanggungjawab terhadap keberhasilan pengobatan juga sangat ditentukan oleh kepatuhan pasien dalam mengikuti instruksi pengobatan.
Concordance adalah tingkat kepatuhan pasien yang tercipta karena adanya ”kolaborasi” yang intensif antara pemberi instruksi pengobatan dengan pasien sebelum dan selama pengobatan berlangsung, terutama dalam hal menentukan regiment pengobatan yang akan dijalani oleh pasien. Sebelum penetapan regiment terapi, dilakukan berbagai konseling dan pemberian informasi secara bertahap mengenai penyakit dan kondisi pasien serta hal-hal yang dapat terjadi selama pengobatan berlangsung, sehingga pasien dapat memahami berbagai hal tentang penyakit yang dialaminya, bagaimana menggunakan obat sesuai dengan regiment yang ditetapkan, apa yang terjadi pada obat dan penyakit ketika regiment pengobatan tidak dijalankan sesuai dengan yang telah ditetapkan, bagimana meminimalkan efek samping yang mungkin muncul selama pengobatan atau bagaimana teknik pengobatan yang harus dilakukan ketika efek samping tersebut muncul, dan berbagai hal lainnya yang mendukung terlaksananya pengobatan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam istilah ini, pasien juga memiliki tanggunjawab dalam memonitor hasil pengobatan dengan cara melaporkan kembali tentang respon terapi yang dirasakan selama pengobatan kepada dokter.
DOWNLOAD
Mengapa Pasien Harus Adherence
Penentu efek terapi (efek farmakologi) obat adalah jumlah obat yang sampai pada reseptor (mampu memicu efek farmakologi) dan jumlah reseptor pada tempat aksi obat. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah obat yang sampai ke reseptor adalah regiment terapi yang harus dijalani pasien dengan tepat dan benar. Misalnya, obat harus diberikan setiap 8 jam selama 3 hari pengobatan. Regiment ini ditetapkan agar jumlah obat yang mencapai reseptor adalah dalam konsentrasi terapi, dan pasien harus mematuhi regiment ini (adherence). Jika pasien tidak mematuhi regiment, misalnya lupa mengambil salah satu dosis atau terlambat mengkonsumsi obat, maka konsentrasi obat di reseptor pada saat mengkonsumsi dosis selanjutnya akan berada di bawah jendela terapi dan efek obat akan berkurang atau tidak tercapai. Sebaliknya jika pasien mengkonsumsi 2 dosis dalam satu waktu, maka konsentrasi obat yang mencapai reseptor akan melonjak tinggi dan mungkin akan berada di atas konsentrasi efektif maksimal (atau berada di zona toksik). Pada keadaan ini efek samping atupun efek toksik obat akan muncul, terutama untuk obat-obatan dengan indeks terapi sempit. Hal inilah yang mendasari kenapa pasien harus adherence dengan regiment terapi yang harus dijalaninya selama pengobatan.
DOWNLOAD
Upaya yang dapat dilakukan agar adherence dapat tercapai
a. Menerapkan sistem monitoring dosis (MEMs). Sistem ini menggunakan ”kotak dosis” dimana obat disajikan dalam kotak terbagi yang dilengkapi dengan instruksi penggunaan obat dan waktu minum obat. Metode ini hanya cocok untuk pasien rawat inap, sedangkan untuk pasien rawat jalan metode ini sulit untuk dimonitoring, karena tidak ada jaminan kalau obat telah dikonsumsi oleh pasien.
b. Sistem Alarm. Menggunakan alarm untuk mengingatkan pasien untuk minum obat, atau dengan menggunakan telphone (atau SMS) untuk mengingatkan waktu minum obat pasien. Cara ini juga masih memiliki berbagai kelemahan, diantaranya sistem ini akan memakan waktu jika pasien cukup banyak, selain itu juga tidak ada jaminan pasti apakah pasien telah mengkonsumsi obatnya.
c. Sistem Refill (mengisi ulang obat pada saat minum obat). Sistem ini juga hanya cocok untuk pasien rawat inap.
d. Penyederhanaan dosis/regiment. Misalnya dengan memilihkan produk sustained release, sehingga dapat mengurangi frekuensi minum obat dalam satu hari dan sekaligus mengurangi kejenuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.
e. Pemberian informasi obat dan terapi, dilakukan secara langsung melalui konseling dan pemberian informasi tertulis kepada pasien, meliputi informasi penyakit yang diderita serta kondisi tubuh pasien, informasi obat dan teknik pengobatan yang dijalani, dan berbagai hal yang mendukung keberhasilan terapi dengan obat serta meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
Pemberian informasi obat dan terapi secara lisan melalui konseling dan informasi tertulis dianggap sebagai GOLD STANDAR dalam meningkatkan adherence. Melakukan konseling secara bertahap diharapkan pasien akan memahami berbagai hal, terutama tentang penyakit yang sedang diderita, resiko apa yang akan dialami jika penyakit tidak teratasi dengan baik, bagaimana pengobatan bisa menyembuhkan penyakit, seperti apa regiment terapi yang harus dijalani, apa yang terjadi jika pasien tidak menjalani terapi dengan obat sesuai instruksi pengobatan, efek samping obat, cara menghindari atau meminimalkan munculnya efek samping obat atau cara menjalani pengobatan. Selain itu, dengan melakukan konseling dan pemberian informasi sederhana secara bertahap kepada pasien akan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pengobatan yang sedang dijalaninya. Disini pasien akan terlibat aktif dalam pengobatan, karena komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah. Pasien dapat memilih dari beberapa pilihan regiment terapi yang ditawarkan. Hasil konseling dan pemberian informasi obat akan meningkatkan pengetahuan pasien terhadap pengobatan yang dijalani dan akan meningkatkan adherence.
Contoh kasus tentang akibat pengobatan yang tidak adherence...
silahkan download file pdf nya ea.... thanks...
DOWNLOAD (PDF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar