Sabtu, 17 April 2010

SILAHKAN DOWNLOAD EBOOK FARMAKOTERAPI INI. GRATISS

Buat yang lagi mendalami ilmu farmakoterapi... ini ada oleh-oleh dari berpesiar di internet....  ebook farmakoterapi ini dapat anda download langsung dari sini...  (sumber : www.gigapedia.org)


Pharmacotherapy Casebook, 7th edition, 2009.  oleh : Terry L. Schwinghammer and Julia M. Koeler


DOWNLOAD






Pharmacotherapy Handbook, 2009, 7th Edition. Oleh : Barbara G.Wells, Joseph T. Dipiro, Terry L. Schwinghammer and Cecily V. Dipiro   


Pocket Guide to Pharmacotherapy, 2009; Oleh : Jhon Papadopoulus, Humana Press

Pharmacotherapy in Primere Care, 2009; oleh : William D. Linn, Marion R. Wofford, Mary Elizabeth O'keefe and L. Michael Posey

Quick Reference to Cardiovascular Pharmacotherapy, 2003; Oleh : Judy W.M. Cheng; CRC Press

Pharmacotherapy of Diabetes : New Development, Imroving Life and Prognosis in Diabetic Patiens, 2007; Oleh : Carl Eric Mogensen, Springer

Selamat menyedot spuasnya...........


Sekedar iklan ya....
mohon di klik salah satu link untuk mensupport blog ini.... trims b4......





Halaman Terkait :





Jumat, 16 April 2010

CATATAN KULIAH KIMIA ORGANIK

BELAJAR KIMIA ORGANIK DENGAN METODE IQRO'
Oleh : DR. Sardjiman, MS., Apt.  (Universitas Gadjah Mada)


PENDAHULUAN
Manusia hidup tidak lepas dari senyawa organik. Kalimat ini muncul sekitar tahun 1850. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, jelas merupakan senyawa organik. Dengan mempelajari kimia organik berarti kita belajar pula tentang jasad diri manusia, tumbuhan, hewan atau mikroorganisme. Dengan demikian akan sadarlah kita bahwa ilmu yang amat luas terkandung dalam makhluk penghuni planet ini. Semakin mengerti serta mengetahui senyawa organik yang ada dalam tubuh manusia, akan semakin sadarlah kita pada adanya pengatur jagad raya ini. Siapa yang menciptakan ilmu itu, siapa yang empunya ? Alloh lah jawabannya. Dalam pelajaran kimia organik ada dua hal yang penting yang perlu kita ketahui yaitu Kimia Organik Kwalitatip dan Kimia Organik Kuantitatip. Pengertian kwalitatip disini banyak didasarkan pada pengamatan secara intuisi (dapat dikatakan seolah memakai perasaan). Pengertian kuantitatip didasarkan pada perhitungan, yang berupa angka-angka yang merupakan pendukung utama yaitu ilmu fisika dan matematika.

Kimia Organik merupakan matakuliah yang amat sangat penting bagi mahasiswa farmasi. Obat ataupun senyawa yang banyak berhubungan dengan kehidupan umat manusia utamanya merupakan senyawa organik. Satu-satunya profesi yang bertanggungjawab untuk mempelajari bagaimana cara menemukan obat, membuat obat, meracik obat, bagaimana perjalanan obat atau nasib obat serta efek samping obat dan mekanisme reaksi obat dalam tubuh manusia adalah farmasiapoteker. Kimia Organik merupakan matakuliah yang menjadi dasar ilmu-ilmu pada semester lanjut, misalnya kimia sintesis obat, spektroskopi, analisis obat baik kwalitatip atau kuantitatip, bagaimana hubungan antara struktur dan aktivitas biologis dan bagaimana interaksi obat dengan reseptor.

Elektronegativitas

Elektronegativitas : Suatu ukuran tendensi/kecenderungan/kemampuan suatu atom atau kumpulan atom untuk menarik elektron terluarnya baik yang digunakan untuk ikatan atau elektron bebas mendekat ke atom atau kumpulan atom tersebut sehingga atom atau kumpulan atom tersebut cenderung bermuatan negatip.

Elektronegativitas sangat berguna untuk meramalkan dan menjelaskan reaktivitas kimia.

Energi ionisasi : ukuran bagi mudah tidaknya suatu atom berubah menjadi ion positip. Afinitas elektron : besarnya energi yang dilepaskan apabila suatu atom menangkap sebuah elektron.

Elektronegativitas dipengaruhi oleh jumlah proton didalam inti atom dan oleh jumlah  kulit elektron. Jumlah proton makin naik berarti muatan positip inti makin besar, oleh karena itu suatu tarikan meningkat. Dari kiri kekanan elektronegativitas makin naik.
Tabel Periodik :

Elektronegativitas menurun dari atas kebawah dalam tabel periodik, dikarenakan jarijari / kulit elektron makin banyak sehingga elektron terluarnya yang terlibat dalam pembentukan ikatan makin jauh dari inti, walau jumlah proton makin banyak pula. Pengharuh penambahan kulit lebih berpengaruh daripada penambahan jumlah proton.

DOWNLOAD (PDF/2,01 MB)
Paling elektronegatip adalah paling kanan dan paling atas.
Paling elektropositip adalah paling kiri dan paling bawah.

Dua hal penting yang akan kita pelajari dalam tahap awal pelajaran kimia organik yaitu pembentukan ikatan dan pemutusan ikatan. Bagaimana suatu ikatan kimia itu terjadi dan terputus. Pendekatan yang kita pakai adalah pendekatan secara kwalitatip dengan menggunakan teori ikatan valensi.

Teori Ikatan Valensi Teori ikatan valensi menerangkan bahwa atom-atom yang berada di periode dua dalam tabel periodik pada proses pembentukan ikatan, sebelumnya telah mengadakan pembastaran (hibridisasi) lebih dahulu, dapat berhibridisasi sp3, sp2 ataupun sp dengan bentuk tiga dimensi yang masing-masing khas bentuknya. Hibrida sp3 bentuknya tetrahidral (seperti piramid dimana atomnya berada ditengahtengah atau dipusat piramid), sp2 trigonal bidang datar sedangkan sp membentuk garis lurus. Ikatan-ikatan yang akan kita pelajari antara lain ikatan sigma atau kovalen, phi, semipolar (kovalen koordinasi), ikatan pi “ back bonding “, ikatan hidrogen dll. Dalam pembentukan ikatan tersebut tidak lepas dari peranan elektron. Elektron merupakan suatu materi yang mempunyai masa sebesar 0,911 x 10 –27 gram, penyebab muatan negatip, selalu bergetar sepanjang masa, berhenti bergetar saat dunia ini kiamat. Bentuk elektron seperti bola tolak peluru yang masif. Ada dua gerakan utama yang dilakukan elektron yaitu revolusi dan rotasi. Gerakan revolusi akan menghasilkan orbital elektron (orbital atom) sedangkan rotasi menghasilkan spin dan medan magnit. Rotasi kekanan mempunyai spin positip kekiri negatip. Rotasi kekiri menimbulkan medan magnit negatip, kekanan positip sehingga elektron walaupun bermuatan negatip dapat berpasangan membentuk suatu pasangan sehingga menghasilkan suatu ikatan. Atom-atom dalam tabel periodik disusun dalam kondisi stasioner (“Ground State). Pada periode I dan II dalam tabel periodik ada dua bentuk orbital yaitu orbital s dan p. Orbital s bentuknya seperti bola (elektron kluyurannya berada dikulit bola)
 
      

Paling elektronegatip adalah paling kanan dan paling atas.
Paling elektropositip adalah paling kiri dan paling bawah.

Dua hal penting yang akan kita pelajari dalam tahap awal pelajaran kimia organik yaitu pembentukan ikatan dan pemutusan ikatan. Bagaimana suatu ikatan kimia itu terjadi dan terputus. Pendekatan yang kita pakai adalah pendekatan secara kwalitatip dengan menggunakan teori ikatan valensi.

DOWNLOAD (PDF/2,01 MB)

Teori Ikatan Valensi
Teori ikatan valensi menerangkan bahwa atom-atom yang berada di periode dua dalam tabel periodik pada proses pembentukan ikatan, sebelumnya telah mengadakan pembastaran (hibridisasi) lebih dahulu, dapat berhibridisasi sp3, sp2 ataupun sp dengan bentuk tiga dimensi yang masing-masing khas bentuknya. Hibrida sp3 bentuknya tetrahidral (seperti piramid dimana atomnya berada ditengahtengah atau dipusat piramid), sp2 trigonal bidang datar sedangkan sp membentuk garis lurus. Ikatan-ikatan yang akan kita pelajari antara lain ikatan sigma ( ) atau kovalen, pi (), semipolar (kovalen koordinasi), ikatan pi “ back bonding “, ikatan hidrogen dll. Dalam pembentukan ikatan tersebut tidak lepas dari peranan elektron. Elektron merupakan suatu materi yang mempunyai masa sebesar 0,911 x 10 –27 gram, penyebab muatan negatip, selalu bergetar sepanjang masa, berhenti bergetar saat dunia ini kiamat. Bentuk elektron seperti bola tolak peluru yang masif. Ada dua gerakan utama yang dilakukan elektron yaitu revolusi dan rotasi. Gerakan revolusi akan menghasilkan orbital elektron (orbital atom) sedangkan rotasi menghasilkan spin dan medan magnit. Rotasi kekanan mempunyai spin positip kekiri negatip. Rotasi kekiri menimbulkan medan magnit negatip, kekanan positip sehingga elektron walaupun bermuatan negatip dapat berpasangan membentuk suatu pasangan sehingga menghasilkan suatu ikatan. Atom-atom dalam tabel periodik disusun dalam kondisi stasioner (“Ground State). Pada periode I dan II dalam tabel periodik ada dua bentuk orbital yaitu orbital s dan p. Orbital s bentuknya seperti bola (elektron kluyurannya berada dikulit bola)
sedangkan orbital p (elektron kluyurannya di kulit dua “Thoet-thoet” balon yang keduanya belum ditiup kuat-kuat yang dihubungkan satu sama lain), + tanda positip dan negatip adalah simbol amplitudo bukan muatan. Seperti angka 8 yang pipih. Elektron berada dikulit elektron pada tingkat energi tertentu.
Bagaimana dan berada dikulit mana elektron tinggal, marilah kita pelajari tingkat energi orbital atom. Atom utama yang sering menjadi penyusun senyawa organik adalah C, H, O, N, S, P dan halogen. Atom-atom tersebut tersusun pada suatu tabel yang dinamai tabel periodik. Atom-atom tersebut tersusun pada tabel periodik dalam kondisi tingkat energi dasar ( ground state/ stasioner/ kondisi tidak tereksitasi/ kondisi tidak reaktip). Adapun tingkat energi tersebut adalah sebagai berikut : Cara menggambarkan urutan tingkat energi orbital atom atau menyusun elektron dalam kulitnya dari yang terendah energinya berturut-turut keatas dari kulit 1s ke atas.




Tingkat Energi Orbital/Elektron

Beberapa unsur penyusun senyawa organik : Atom-atom C, H, O, N, S, P, dan halogen terletak pada periode 1,2 dan 3 dalam tabel periodik berikut ini.
 DOWNLOAD (PDF/ 2,01 MB)


Atom dalam tabel periodik mempunyai nomor atom tertentu yang merupakan jumlah elektron yang sama besarnya dengan jumlah proton yang ada didalam inti atom. Proton inilah yang menyebabkan adanya tarikan elektron dikulit oleh inti atom, sehingga timbul istilah elektronegativitas.

Definisi elektronegativitas ialah tendensi suatu atom atau kumpulan atom untuk menarik elektron terluarnya baik elektron ikatan ataupun elektron bebas mendekat inti atom ataupun kumpulan atom sehingga atom atau kumpulan atom tersebut cenderung bermuatan negatip. Cara menentukan / menyusun elektron pada tingkat energi atau di kulit mana elektron itu berada harus mengikuti ketiga aturan hukum pengisian orbital atom tersebut dibawah ini.

Hukum Pengisian Orbital Atom oleh Elektron
1. Prinsip AUFBAU : Orbital yang tingkat energinya rendah diisi terlebih dahulu
2. Prinsip EKSKLUSI PAULI
Dalam satu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kwantum sama. Kalau dua elektron mempunyai bilangan-bilangan kwantum utama, azimut dan magnetik sama, maka spinnya harus berlawanan. Dua elektron semacam ini disebut berpasangan. Jadi hanya ada dua elektron yang dapat menempati satu orbital dengan syarat kedua elektron punya spin yang berlawanan.
3. Kaidah Hund
Pengisian orbital-orbital yang energinya sama, elektron-elektron tidak membentuk pasangan lebih dahulu, sebelum masing-masing orbital yang setingkat itu terisi sebuah elektron.
Contoh : atom-atom pada perioda dua mempunyai kulit utama dua buah yaitu kulit K dan L yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus bilangan kwantum utama. Kulit L mempunyai dua subkulit yaitu kulit 2s dan 2p diperoleh dengan menggunakan rumus bilangan kwantum azimut. Kulit 2p mempunyai tiga subsubkulit yaitu 2px, 2py dan 2pz diperoleh dengan menggunakan rumus bilangan kwantum magnetik.


Susunan elektron dalam suatu tingkat energi atom-atom dalam tabel periodik dinamai
konfigurasi elektron.

 karena CATATAN KULIAH KIMIA ORGANIK ini terdiri dari 51 halaman, lebih baik anda mendownload versi PDF nya....
DOWNLOAD  (PDF/ 2,01 MB)


Selasa, 06 April 2010

Pengobatan Toksoplasmosis


Telah banyak obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi infeksi Toxoplasma gondii, diantaranya adalah spiramicin, erythromycin dan azithromicin.  Karena sering terjadinya kekambuhan pada infeksi parasit ini, pengobatan toxoplasmosis ini menjadi sulit dituntaskan [10].  Standar terapi untuk toksoplasmosis adalah kombinasi pyrimethamine dan sulfadiazine atau clindamicin [11].  Sulfonamid menghambat asam dihidrofolat dan pyrimethamine menghambat dyhidrofolate reductase pada sintesis purine  [12]; [13]. Cara kerja sulfonamid dan pyrimethamine dapat dilihat pada gambar 3. 
Akan tetapi, kombinasi ini seringkali berhubungan dengan efek samping yang parah seperti reaksi alergi dan supresi sum-sum tulang punggung [14]; [15]; [16].  Salah satu obat lainnya adalah seperti azothrimicin adalah toksik untuk wanita hamil dan pasien anak-anak dan tidak dapat digunakan dalam terapi jangka panjang [2]. Banyak peneliti kemudian berusaha mencari senyawa obat yang mempunyai tingkat toksik yang rendah dalam mengobati infeksi toxoplasma gondii ini [17].
DAFTAR PUSTAKA

M.W. Louis and K. Kim, Toxoplasma gondii, The Model Ampicomplexan, Prespective and Methods,  London: Academic Press is an imprint of Elsevier, 2007.

M.H. el Kouni, “Adenosine Metabolism in Toxoplasma gondii: Potential Targets for Chemotherapy,” Current Pharmaceutical Design,  vol. 13, Feb. 2007, pp. 581-597.
K. Chirgwin, R. Hafner, C. Leport, J. Remington, J. Andersen, E.M. Bosler, C. Roque, N. Rajicic, V. McAuliffe, P. Morlat, D.T. Jayaweera, J. Vilde, and B.J. Luft, “Randomized phase II trial of atovaquone with pyrimethamine or sulfadiazine for treatment of toxoplasmic encephalitis in patients with acquired immunodeficiency syndrome: ACTG 237/ANRS 039 Study. AIDS Clinical Trials Group 237/Agence Nationale de Recherche sur le SIDA, Essai 039,” Clinical Infectious Diseases: An Official Publication of the Infectious Diseases Society of America,  vol. 34, May. 2002, pp. 1243-1250.
D. Mack and R. McLeod, “New micromethod to study the effect of antimicrobial agents on Toxoplasma gondii: comparision of sulfadoxine and sulfadiazine individually and in combination with pyrimethamine and study of clindamycin, metronidazole, and cyclosporin A.,” Antimicrobs.l Agents Chemother,  vol. 26, 1984, pp. 26-30.
J. Alder, T. Hutch, A. Jonathan, and Moelbroek Clement, “Treatment of experimental Toxoplasma gondii Infection by clarithromycin-based combination therapy with minocycline or pyrimethamine.,” J Acquir Immune Defic Sindr,  vol. 7, 1994, pp. 1141-1148.
S. Porter and M. Sande, “Toxoplasmosis of the central nervous system in the acquired immunodeficiency syndrome,” N Engl J Med.,  vol. 18, Mai. 1993, p. 1353.
M.B. Martin, J.S. Grimley, J.C. Lewis, H.T. Heath, B.N. Bailey, H. Kendrick, V. Yardley, A. Caldera, R. Lira, J.A. Urbina, S.N. Moreno, R. Docampo, S.L. Croft, and E. Oldfield, “Bisphosphonates inhibit the growth of Trypanosoma brucei, Trypanosoma cruzi, Leishmania donovani, Toxoplasma gondii, and Plasmodium falciparum: a potential route to chemotherapy,” Journal of Medicinal Chemistry,  vol. 44, Mar. 2001, pp. 909-916.
C. Renold, A. Sugar, J.P. Chave, L. Perrin, J. Delavelle, G. Pizzolato, P. Burkhard, V. Gabriel, and B. Hirschel, “Toxoplasma encephalitis in patients with the acquired immunodeficiency syndrome,” Medicine,  vol. 71, Jul. 1992, pp. 224-239.
S. Chen, L. Wu, X. Jiang, Y. Feng, and J. Cao, “Anti-Toxoplasma gondii activity of GAS in vitro,” Journal of Ethnopharmacology,  vol. 118, Aug. 2008, pp. 503-507.

Senin, 05 April 2010

Toksoplasma gondii dan Toksoplasmosis

Infeksi oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii secara luas terjadi pada manusia dan hewan lainnya di seluruh benua dan keadaan ini disebut dengan toxoplasmosis.  Lebih dari 5 – 20 % populasi dewasa di dunia terinfeksi parasit ini [1].Toksoplama gondii adalah parasit intrasellular yang menginfeksi hampir seluruh hewan berdarah panas.  Akibat dari infeksi parasit ini dapat menyebabkan manifestasi klinis yang cukup luas pada manusia, mulai dari keguguran (abortus) dan infeksi congenital pada penyakit mata dan encephalitis yang dapat berakibat fatal.  Kebanyakan dari keadaan toxoplasmosis ini bersifat avirulent, menghasilkan infeksi kronis dengan tidak menampakkan gejala apapun, oleh karena itu, infeksi parasit ini dapat mengakibatkan toxoplamosis akut yang mematikan [2]. Infeksi toxoplasma gondii pada seseorang dengan infeksi HIV dan atau mengalami ganggunan immunosupresi bisa mengalami komplikasi yang serius, seperti nekrosis encephalitis, pneumonitis dan myocarditis[3]; [4]; [5] bahkan kematian [6]). Toxoplasma gondii juga dapat menyebabkan keguguran pada wanita hamil yang terinfeksi parasit ini, atau congenital toxoplasmosis [7].
Kasus toxoplasmosis pertama manusia berawal dari laporan kelahiran seorang bayi perempuan dengan keadaan hydrocephalus pada tahun 1940.  Bayi perempuan mengalami convulsi-seizure pada  3 hari setelah kelahiran, dan lesi terlihat pada makuola kedua bola mata melalui opthalmoscope.  Bayi tersebut meninggal pada usia 1 bulan dan kemudian dilakukan autopsy. Pada beberapa sample biologis dari bayi perempuan tersebut diambil sebagai sample untuk dilakukan pengujian.  Toksoplasma gondii yang berada dalam intrasellular dan yang bebas ditemukan pada jaringan yang mengalami luka karena encephalomeilitis dan renitis [2].
Jaringan cortex cerebral dan tulang belakang bayi perempuan tadi dihancurkan dan dihomogenkan, kemudian diinjeksikan pada kelinci dan tikus.  Toxoplasma gondii telah berada pada lesi syaraf kedua hewan ini, kemudian hewan-hewan ini mengalami ensefalitis. Toxoplasma gondii dari hewan-hewan ini telah berhasil ditularkan ke tikus lain [2].
Infeksi sistemik toxoplasma gondii dilaporkan pertamakali pada tahun 1940, encephalitis yang diakibatkan oleh infeksi toxoplasma gondii dilaporkan oleh [8].  Manifestasi klinis lainnya adalah lymphadenopathy dimana symptom ini merupakan gejala kunci dari infeksi toxoplasma gondii [2].  Replikasi Toksoplasma gondii akan memicu respon inflamasi yang kuat akan mengakibatkan destruksi jaringan secara besar-besaran sehingga akan manimbulkan manifestasi klinik yang parah [9].
Ada empat bentuk invasif dari T. gondii, yaitu tachyzoite, bradyzoite, merozoite, dan sporozoite. Tachyzoites dan bradyzoites terkait dengan tuan rumah menengah, dan merozoites dan sporozoites dengan host definitif. Tachyzoites dan merozoites bertanggung jawab untuk perbanyakan atau perkembangbiakkan dalam suatu host, sementara bradyzoites dan sporozoites mampu mentransmisi lingkungan host baru............
untuk artikel selengkapnya silahkan download file pdf nya ya......

Minggu, 04 April 2010

Toksisitas dan Efek Samping Sulfonamid


Sulfonamid mempunyai potensi untuk menyebabkan berbagai reaksi yang tidak diinginkan, termasuk gangguan saluran kemih, gangguan haemopoietik, porfiria dan reaksi hipersensitivitas. Ketika digunakan dalam dosis besar, sulfonamida dapat menyebabkan reaksi alergi yang cukup kuat. Dua reaksi alergi yang paling serius adalah sindrom Stevens-Johnson dan Lyell Sindrom (juga dikenal sebagai epidermal toksik nekrolisis).  reaksi toksisitas sulfonamid yang utama adalah reaksi alergi (tipe I, II, III dan IV).


Alergi dapat terjadi bila seseorang mengalami suatu reaksi hipersensitivitas yang sangat spesifik terhadap suatu zat atau senyawa tertentu. Alergi atau reaksi hipersentivitas dapat berupa reaksi lokal pada organ tertentu atau menyeluruh (efek sistemik). Berdasarkan waktu timbulnya  reaksi alergi dapat dibedakan  menjadi akut, sub akut dan kronis atau terjadi langsung dan reaksi yang tertunda. 
Alergi obat merupakan alergi yang disebabkan oleh suatu obat selama proses pengobatan. Reaksi tersebut terjadi dengan diperantarai oleh IgE setelah seseorang terpapar oleh suatu obat secara berulang kali. Seseorang yang memiliki riwayat alergi, maka reaksi tersebut dapat timbul kembali apabila terpapar dengan obat yang sama sekalipun pemberian dengan dosis yang lebih rendah. Berbagai gejala klinik sering menyertai reaksi alergi, baik dari yang ringan sampai dengan yang berat.
Secara umum terjadinya reaksi alergi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
a.       Faktor obat
      Kapasitas proses induksi untuk terjadinya respon imum tergantung pada kapasitas kereaktifan dari obat atau metabolitnya untuk membentuk ikatan dengan jaringan protein kemudian memilki fungsi sebagai imunogen.

b.      Faktor pasien
1.     Umur : berdasarkan umur, maka reaksi alergi lebih banyak ditemukan pada pasien yang berusia lanjut, hal ini kemungkinan disebabkan berkembangnya defisiensi imunologi.
2.      Genetik:  terjadinya reaksi hipersentivitas umumnya hanya ditemukan pada beberapa pasien saja, hal ini kemungkinan disebabkan adanya hubungan antara reaksi hipersensitivitas obat dengan regulasi genetik. 

Mekanisme Alergi Sulfonamida
Mekanisme terjadinya alergi sulfonamid belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa prinsip sudah dapat dijelaskan. Istilah Sulfonamide diberlakukan untuk suatu kelompok sulfon yang terhubung dengan kelompok amina. Semua antibiotik sulfonamida adalah arilamin...........................
untuk membaca lanjutan artikel ini (Free Full Text Artikel), silahkan download versi PDF nya ya.....
DOWNLOAD (File PDF 400 kb)

Sabtu, 03 April 2010

Sulfonamid dan mekanisme kerja sufonamid

Sulfonamida
Obat golongan sulfa adalah penghambat sintesis asam folat. Sulfonamida digunakan secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif, bakteri gram negatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa. Golongan obat ini efektif terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti Actianomycetes sp, Bacillus antrachis, Brucella sp, E.coli, Haemophylus ifluenzae.


Pengelompokan Sulfonamida
Berdasarkan masa kerjanya sulfonamida sistemik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sulfonamida dengan masa kerja pendek, sulfonamida dengan masa kerja sedang, sulfonamida dengan masa kerja panjang.
a. Sulfonamida dengan masa kerja pendek; Waktu paruh lebih kecil dari 10 jam. Contoh: sulfetidol, sulfamerazin, sulfametazin, sulfatiazol, sulfasomidin dan sulfaksasol.
b. Saulfonamida dengan masa kerja sedang; waktu paroh 10 – 24 jam
Contoh: sulfadiazin, sulfametoksasol dan sulfafenazol
c. Sulfonamida dengan masa kerja panjang; waktu paroh lebih besar 24 jam
Contoh: sulfadoksin, sulfalen, sulfametoksipiridazin dan sulfametoksidiazin.

Mekanisme Kerja Sulfonamida
Suflonamida mempunyai struktur yang mirip dengan asam para aminobenzoat (PABA), suatu asam yang diperlukan untuk biosintesis koenzim asam dihidropteroat dalam tubuh bakteri atau protozoa. Karena strukturnya mirip asam para aminobenzoat (PABA) (Gambar 1.), sulfonamida berkompetisi dengan subsrat ini dalam proses biosintesis asam dihidropteroat, sehingga melindungi sintesis asam folat dan pembentukan karbonnya yang membawa kofaktor. Hal ini menghilangkan kofaktor esensial sel terhadap purin, pirimidin dan sintesis asam amino.

untuk artikel lengkapnya silahkan download versi pdf nya....
DOWNLOAD (PDF. 130 kb)